TAHAPAN BUDIDAYA
Tahapan budidaya jamur tiram berupa
persiapan media (substrat), pencampuran media, pengantongan (logging),
sterilisasi, inokulasi bibit, inkubasi, pemeliharaan tubuh buah, dan
panen.
Bagi pemula atau pengusaha skala kecil
ada baiknya untuk sementara waktu bibit ataupun media tanam dapat
membeli dari pembibit ataupun dari perusahaan yang telah memiliki skala
usaha yang besar
Formula media tanam untuk jamur tiram adalah sbb :
• Serbuk gergajian kayu = 100 kg
• Dedak = 10 kg
• Kapur = 0,5 kg
• Tepung jagung = 0,5 kg
• Gula merah = 0,25 kg
• Gypsum (tambahan) = 0,5 kg
• TSP (tambahan) = 0,25 kg
• Kadar air = 65%
Pencampuran Media
Bahan bahan media yang telah disiapkan
diaduk sedemikian rupa sehomogen mungkin agar pertumbuhan miselium dapat
merata ke seluruh media. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara mekanis
ataupun manual. Apabila dilakukan secara manual upayakan pengadukan
lebih lama sehingga diperoleh pencampuran yang merata terutama untuk
bahan bahan yang konsentrasinya rendah. Media yang telah tercampur
dengan baik biasanya menggumpal pada saat dikepal. Setelah proses
pencampuran selesai lakukan pengomposan (fermentasi) selama 3-5 hari.
Proses pengomposan dapat membantu mengurangi kontaminasi oleh mikroba
liar dan juga membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi
lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram. Lakukan
pengadukan setiap hari agar proses pengomposan merata.
Pengantongan (logging)
Pengantongan atau pembuatan baglog
dilakukan dengan memasukkan media yang telah dikompos ke dalam plastik
tahan panas (polypropylene). Upayakan pengisian tidak terlalu longgar
dan juga tidak terlalu padat. Untuk memadatkan media dapat dilakukan
dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir. Setelah diisi media pada
bagian atas lalu diberi ring bambu/pipa dan di tutup dengan kapas
sebagai tempat memasukkan bibit atau tempat keluarnya jamur. setelah itu
diikat dengan karet.
Sterilisasi
Baglog yang telah siap selanjutnya
disterilisasi melalui proses pasteurisasi dengan cara dikukus.
Pasteurisasi yaitu proses pemanasan dengan suhu tidak lebih dari 100˚C
dengan waktu tidak kurang dari 5 jam. Pada umumnya para produsen
melakukan pemanasan selama 8-12 jam. Pemanasan ini tergantung pada bahan
dasar yang digunakan dan banyaknya log yang dipasteurisasi. Setelah
selesai baglog didinginkan selama setengah sampai satu hari.
Inokulasi bibit
Inokulasi merupakan proses penanaman
bibit ke dalam media tanam. Proses inokulasi dilakukan secara aseptis
/steril. Usahakan ruangan sebersih mungkin. Bila memungkinkan peralatan
maupun ruangan disemprot alkohol terlebih dahulu. Selama proses ini
usahakan menutup mulut dengan masker atau minimal tidak berbicara
berlebihan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari uap mulut.
Inokulasi dilakukan dengan memasukkan
bibit (F2) sebanyak 2-5 sendok makan ke dalam lubang yang telah diberi
cincin bambu / pipa atau bisa juga dengan menebarkannya di atas
permukaan media hingga merata kemudian menutup kembali lubang ring bambu
dengan kapas.
Inkubasi merupakan masa pertumbuhan
miselium hingga memenuhi media secara merata. Suhu yang dibutuhkan pada
proses ini yaitu antara 22˚C – 28˚C. upayakan suhu di ruangan inkubasi
dijaga agar tetap stabil untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal.
Masa inkubasi akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.
Pemeliharaan tubuh buah
Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi
hingga panen. Pada masa pemeliharaan penutup baglog dibuka hingga
seperempat bagian log. Tahapan ini memerlukan suhu yang lebih rendah
dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium (tahap inkubasi) dan juga
kelembapan yang optimal/berlimpah. Suhu yang diperlukan sekitar 20˚C
-26˚C dengan kelembapan 80% – 90%. Pengaturan kelembapan dapat dilakukan
dengan penyiraman sebanyak 2-3 kali setiap hari terutama ketika
kelembapan di luar rendah biasanya pada saat siang hari. Selain
kelembapan, kadar oksigen juga perlu diatur dengan membuka ventilasi
ketika kelembapan di luar tinggi. Kelembapan perlu dikurangi hingga 70% –
80% apabila tubuh buah telah mencapai ukuran dewasa. Hal ini dilakukan
agar tekstur tubuh buah tidak lembek yang bisa menyebabkan tidak tahan
lama /cepat busuk.
Setelah 7-10 hari penutup dibuka, tubuh
buah biasanya sudah mulai tumbuh. Selang 3-4 hari setelah tunas tubuh
buah tumbuh, jamur telah siap dipanen.
Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara mencabut seluruh rumpun tubuh buah jamur yang ada beserta akarnya. Akar yang tertinggal bisa menyebabkan pertumbuhan tubuh buah selanjutnya terganggu karena terjadi pembusukan media. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat jamur masih dalam kondisi segar.
Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara mencabut seluruh rumpun tubuh buah jamur yang ada beserta akarnya. Akar yang tertinggal bisa menyebabkan pertumbuhan tubuh buah selanjutnya terganggu karena terjadi pembusukan media. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat jamur masih dalam kondisi segar.
Panen kedua biasanya berlangsung dalam
rentang waktu 1-2 minggu setelah panen pertama. Usia produktif
berlangsung 3-4 bulan dengan produksi satu baglog sekitar 0,6 kg.
Setelah dilakukan pemanenan, log dipelihara seperti awal penanaman yaitu
dengan melakukan penyiraman, pengaturan suhu, kelembapan serta serasi.